Pages

Sunday, June 12, 2016

Cara Membuat Grafik Kurva Adisi Standar pada Ms. Excel 2007

Halooo alkemi…  pada artikel ini saya akan memberikan tutorial sederhana membuat grafik pada Ms. Excel. Grafik ini biasanya untuk mencari gradien yang akan digunakan pada penentuan kadar ion logam dalam sampel. Gradien tidak bisa dicari secara manual, namun bisa didapatkan secara otomatis dengan kalkulator ataupun Ms. Excel. Akan tetapi, untuk penulisan laporan tentu dibutuhkan gambar grafiknya. Nah, Ms. Excel menyediakan fungsi keduanya.
Contoh kasus yang akan saya terangkan di sini ialah penentuan kadar Timbal (Pb)  dengan menggunakan AAS. Saya mempunyai data volume larutan standar yang akan mengisi sumbu X dan nilai absorbansi yang akan mengisi sumbu Y. Selanjutnya, langkah-langkah pembuatan kurva adisi standar ialah sbb.

1.      Masukan data ke dalam worksheet baru, volume larutan standar di sebelah kiri sedangkan absorbansi sebelah kanan

2.      Blok hanya pada data yang berisi angka

3.      Pada Ribbon Insert terdapat menu Scatter, kemudian pilih Scatter with only Markers.

4.      Akan muncul sebuah grafik, namun belum lengkap. Pada menu Chart Layout klik more kemudian pilih Layout 9.


5.      Hasilnya, sebuah grafik lengkap dengan persamaan y = mx + c, (m= gradien). Di sini gradiennya 0,0046. Selanjutnya kamu bisa edit Chart Title dan Axis Title nya.


Mudah kan? Iya dong,masih sederhana kok. Semoga bermanfaat ya!

Saturday, January 16, 2016

Saya Anak Kimia dan Pertanyaan Ini Tidak Asing Lagi Buat Saya



 Ini sepenggal kisah dari perjalanan panjang saya mendapatkan pekerjaan. Ada satu keresahan di dalamnya, di mana saya rasa setiap anak kimia pernah mengalaminya. Keresahan ini menjadi lebih seuatu lagi bagi saya karena terjadi tepat 2 hari sebelum peristiwa besar di Indonesia. Begitu besarnya peristiwa tersebut sampai menghasilkan banyak hastag, meme dan quote-quote baru di media sosial. 

Berawal dari tanggal 12 Januari 2016 tepatnya lima hari yang lalu, saya memenuhi panggilan wawancara di salah satu lembaga pendidikan. Di lembaga tersebut saya melamar sebagai guru Kimia. Sehari sebelumnya saya dan pelamar lain telah mengikuti tes tulis dan oleh panitia kami diberitahu bahwa besok akan ada dua sesi untuk tes wawancara. Sesi pertama yaitu diskusi dengan teman sekelompok sedangkan sesi kedua yaitu wawancara dengan HRD. Alhamdulillah sesi pertama keesokan harinya berjalan lancar mesikpun tema diskusi seputar tentang pendidikan, bidang yang kurang saya kuasai mengingat saya kuliah di jurusan kimia murni. Sesi selanjutnya…. hmm .. di sinilah keresahan itu muncul..

Sekitar satu jam menunggu giliran, akhirnya nama saya dipanggil juga oleh panitia. Saya kemudian beranjak masuk ke ruangan diiringi teriakan-teriakan kecil dukungan dari teman-teman baru saya. Sejenak menarik napas dalam, saya kemudian duduk di depan HRD dan mulai menyapa duluan. Percakapan-percakapan pun dilalui, pertama menggunakan bahasa Inggris kemudian mengalir seperti wawancara pada umumnya. Dan tibalah pertanyaan itu, sang HRD bertanya sambil tersenyum tipis,

Apakah anda bisa membuat atau merakit bom?

Sontak saya menjawab “Tidak Pak”

Tapi anda tahu bagaimana cara merakitnya?

Saya mulai bingung, di sini kan saya ingin menjadi guru, kenapa melulu ditanya tentang bom?. Saya kemudian menegaskan,”Tidak Pak, Kami semasa kuliah hanya belajar kimia secara umum dan kebermanfaatan.”

Pertanyaan semacam itu memang bukan pertama kali saya dapatkan, dan saya pun masih menganggap pertanyaan itu tidak serius. Akan tetapi hal ini menjadi sangat mengganggu bagi saya ketika 2 hari setelahnya terjadi serangan bom dan baku tembak di Sarinah Jakarta. Saya kemudian berpikir, banyak pertanyaan  seperti itu keluar secara spontan  dari kalangan awam. Padahal apa yang kami pelajari semasa kuliah bahkan jauh daripada itu. Kami dididik menjadi seorang kimiawan yang kelak dapat memberikan manfaat bagi orang banyak. Melalui penelitian, Kimiawan ditantang untuk memecahkan berbagai macam permasalahan lingkungan dan perkembangan teknologi.

Menjadi anak kimia memang terkadang harus bersabar dengan berbagai macam pertanyaan dan stigma. Banyak orang yang kurang paham akhirnya menganggap bahwa Kimia itu spesialis Bom. Kata Kimia sendiri dikalangan masyarakat luas identik dengan racun yang membahayakan makhluk hidup. Stigma-stigma negative ini lah yang selayaknya diperangi oleh Kimiawan. Bagaimana caranya? Tentu kita bisa memulainya dengan banyak bersosialisai tentang penggunan kata Kimia, bahan Kimia tidak selalu berarti bahaya karena dalam nasi pun terdapat bahan Kimia. Dan selalu ingatkan pada khalayak ramai jika seorang kimiawan bukan berarti orang yang paham cara merakit bom apalagi terlibat langsung dalam jaringan teroris.         

Wednesday, December 23, 2015

Donat Kentang




Alhamdulillah status saya masih menjadi jobseeker saat ini. Jadi jobseeker pasti punya waktu luang yang lebih banyak dari orang lain dan pastinya ada rasa jenuh. Nah untuk mengusir rasa jenuh, saya tertarik untuk membuat penganan yang sudah familiar sekali.

 



Donat! ya donat, tapi jenis donat ini baru pertama kali saya buat. Biasanya saya sih saya bantu si mama buat donat biasa kalau ada pengajian di rumah :)
Berikut bahan dan cara membuatnya :

Bahan :
·         250 gr Tepung Terigu
·         100 gr kentang
·         50 gr Gula halus
·         35 gr Margarin
·         2 butir kuning telur
·         1  sendok teh garam
·         2 sdt ragi yang sudah diaktivasi
·         Air dingin ± 50 mL
·         Minyak goring secukupnya
Cara :
1.       Rebus 100 gr kentang kemudian haluskan.
2.       Masukan tepung terigu, gula halus, kentang, garam dan ragi kemudian aduk rata. Tambahkan air dingin secukupnya.
3.       Masukan dua butir kunning telur ke dalam adonan dan aduk rata. Kemudian terakhir tambahkan margarine dan uleni adonan hingga kalis
4.       Adonan yang telah kalis didiamkan selama 30 menit hingga mengembang. Setelah didiamkan, bulatkan dan bentuk adonan menjadi  donat kemudian didiamkan lagi selama 15 menit.
5.       Panaskan minyak di atas wajan. Donat yang sudah didiamkan, digoreng dengan api kecil.
6.       Tiriskan donat dan selagi masih panas, masukan donat ke dalam plastik yang sudah diberi gula halus kemudian dikocok.
7.       Untuk donat meises. Donat yang sudah didinginkan pada suhu ruangan, dioleskan margarine kemudian taburi coklat meises. Donat siap disajikan.

 




Tuesday, October 27, 2015

Listrik dapat Dihasilkan dari Limbah Tahu?




Judul di atas adalah pertanyaan yang pertama kali orang lontarkan ketika tahu tentang apa skripsi saya.  Yup, skripsi saya berkisar tentang pengolahan limbah, khususnya limbah cair tahu. Sebenarnya pengolahan limbah cair tahu menjadi listrik ini sudah banyak yang meneliti, tapi untuk orang-orang di sekitar saya dan masyarakat luas terbilang cukup asing sehingga menjadi topik yang menarik buat bahan diskusi mereka. Di kampus saya sendiri judul ini masih terbilang baru dan  saya tidak sengaja mendapatkannya di tempat PKL (Praktek Kerja Lapangan).

Jawabannya?

Saya tidak menerangkan secara detail ketika mereka menanyakan gimana sih caranya?, kok bisa limbah tahu jadi listrik? Saya hanya menjawab dengan menggunakan prinsip elektrokimia plus bantuan dari bakteri sehingga terbentuk aliran electron. Namun, biasanya dengan jawaban ini mereka masih bingung. Elektromia itu sih apa? Lha kok ada bakteri juga?. Dan setelah itu juga saya biasanya nyerah untuk menerangkan secara detail bagaimana cara kerjanya hehe :D
Kesulitan dalam menerangkan seperti di atas sebenarnya bisa diatasi sedikit dengan bantuan coret-coretan. Tapi mau gimana lagi? Pertanyaan itu muncul ketika saya lagi nyantai, atau lebih sering ketika papasan di jalan sembari sama-sama nanya tentang progres skripsi, wisuda, kerja, lamaran, nikah dll. Nah, karena itulah di sini saya akan menerangkan sedikit tentang cara kerja pengolahan limbah cair tahu. Sedangkan bagaimana proses saya mendapatkan judul skripsi ini sudah saya ceritakan dengan seru di tumblr saya :) jadi kalau mau tau lebih lanjut, klik aja http://myairudi.tumblr.com/

Caranya?

Prinsipnya dengan menggunakan system elektokimia sederhana. Di pelajaran Kimia SMA biasanya diterangkan tentang sel volta/galvani dimana terdapat dua ruang (biasanya berisi larutan Zn dan Mn) yang dipisahkan dengan jembatan garam. Nah, begitupun juga sistem yang saya pakai pada penelitian skripsi ini. Pada system ini ada dua ruang yang terpisah yaitu ruang anoda berisi limbah cair tahu dan ruang katoda berisi larutan elektrolit (berfungsi sebagai penangkap electron). Kedua ruang tersebut dipisahkan oleh jembatan garam dan masing-masing diberi batang anoda dan katoda dari bahan yang sama yaitu karbon. Kemudian, batang anoda dan katoda tersebut dihubungkan ke multimeter (pengukur kuat arus listrik) dengan kabel.
Listrik merupakan aliran electron, sehingga untuk mendapatkan listrik kita harus membuat sistem yang dapat mengalirkan electron secara terus-menerus (kontinu). Sistem yang saya gunakan menghasilkan electron dari sisa hasil metabolisme bakteri pada ruang anoda. Di sinilah peran bakteri tersebut, bakteri mengkonsumsi  bahan-bahan organic yang ada pada limbah kemudian secara alami bermetabolisme dan menghasilkan electron dan proton. Electron yang dihasilkan secara otomatis bergerak menuju ruang katoda, tempat dimana larutan elektrolit si penangkap electron berada. Ketika electron sudah berpindah ke ruang katoda, terjadi ketidakseimbangan muatan antara  ruang anoda dan katoda, sehingga proton  harus ‘ditrensfer’ ke ruang katoda dengan jembatan garam si penukar kation tsb. Akhirnya karena adanya aliran electron secara terus-menerus dari ruang anoda ke ruang katoda, kuat arus listrik dapat diukur.
Hmm.. banyak juga ya penjelasannya, semoga dengan penjelasan di atas, gak ada lagi kebingungan-kebingungan bagaimana listrik bisa dihasilkan dari limbah tahu. Tapi, kalau masih bingung bisa cek jurnal saya yang sudah dipublikasikan di http://journal.uny.ac.id/index.php/jsd/article/view/4142 atau hub saya di agustin.hermayanti@yahoo.com
Seoga bermanfaat :D :)



Monday, October 26, 2015

Review Jurnal Kimia Lingkungan: Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan (24/01/2013)



PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA PURIFIKASI BIOGAS MEMBERIKAN NILAI TAMBAH PADA IKM TAHU, oleh : Nani Harihastuti, Ikha Rasti Julia Sari.
A.                Pendahuluan
            Biogas merupakan salah satu sumber alternatif bahan bakar terbarukan. Biogas biasanya diperoleh dari limbah cair organik, limbah cair rumah tangga, limbah industri tempe dan tahu, kotoran dan urine ternak dan lain-lain. Biogas biasanya tersusun dari gas-gas impuritis ( CO2, H2S, NH3, CO, H2 dan uap air). Gas-gas impuritis ini dapat menurunkan nilai kalori, menghasilkan gas beracun, korosif dan berbau sehingga akan lebih optimum dimanfaatkan jika dimurnikan terlebih dahulu.
            Penghilangan gas-gas impuritis dilakukan dengan proses pemurnian gas yang umumnya terbagi menjadi 5 kategori yaitu antara lain ; Absorpsi ke dalam cairan, adsorpsi pada padatan, permeabel melalui membran, konversi kimia ke senyawa lain dan kondensasi. Adsorpsi merupakan salah satu metode pemurnian, di mana merupakan penyerapan senyawa (cair atau gas) pada permukaan partikel padat karena sifat pori-pori makro dan mikro. Adsorban adalah bahan yang diserap dan adsorben adalah bahan penyerap.
Karbon aktif adalah adsorben yang sering digunakan karena harganya murah dan bersifat non polar. Pada penelitian ini gas metana (CH4) dimurnikan menggunakan adsorpsi kering, sedangkan adsorben yang digunakan ialah karbon aktif berbentuk granule. Hasil pemurnian dengan metode tersebut diharapkan secara tidak langsung dapat menyediakan bahan bakar setidaknya untuk kebutuhan industri tahu itu sendiri.
B.                Metode penelitian
Bahan-bahan yang digunakan berupa bahan kimia untuk analisa dasar /karakteristik hasil keluaran biogas sebelum dan sesudah pemurnian, bahan adsorben karbon aktif bentuk granule dengan ukuran mess. 6 x 12. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: flow rate indikator, thermokontrol, pressure indikator, satu unit peralatan purifier methane, peralatan untuk pengambilan sampel biogas, peralatan gelas untuk analisa biogas, peralatan instrumen untuk analisa biogas : alat gas analyzer, gastec tube detector , bag sampler, vacum pump, neraca balance, wet gas meter, spektrofotometer, gas chromatographi (GC), weather station, selang teflon dan stop wacth.
Cara / Tahapan Penelitian
- Pengambilan sampel untuk analisa dasar kandungan gas hasil keluaran digester biogas, persiapan alat dan bahan penelitian, rancang bangun alat percobaan purifikasi dengan metode adsorpsi bertingkat, ujicoba proses pemurnian dan analisis gas-gas impurities (H2S, CO2, NH3, Uap air).
- uji kandungan gas methane sebelum dan setelah proses adsorpsi melalui purifier dengan variasi penggunaan adsorben karbon aktif serta variasi waktu alir biogas masuk purifier serta analisa tekno ekonomi terhadap kelayakan purifier.
C.                Hasil dan Pembahasan
            Uji karakteristik awal dilakukan terhadap kandungan gas-gas yang terdapat dalam biogas. Uji ini bertujuan agar dapat dibandingkan dengan kandungan gas-gas dalam biogas setelah proses purifikasi (pemurnian) gas. Karakteristik awal kandungan gas-gas dalam biogas adalah metana (CH4) : 53,45 – 56,89% ; karbon dioksida (CO2) : 31,48 – 34,10% ; Hidrogen sulfida (H2S) : 6,04 – 10,69%; Amonia (NH3) : 0,001 – 0,003%; Karbon monoksida (CO) : 0,0027 – 0,0030%; Kadar air : 2,17 – 3,37%; gas-gas impuritis lain : 0,80 – 1,00%.
            Proses purifikasi menggunakan karbon aktif berbentuk granule dengan rentang waktu proses hingga 170 menit. Setiap senyawa impuritis memiliki efisiensi reduksi paling tinggi yang berbeda-beda. Sedangkan kenaikan kemurnian metana paling tinggi yaitu sebesar 17,16% pada waktu 170 menit. Pada saat itulah karbon aktif dapat mereduksi kandungan gas impuritis yaitu sebesar, H2S: 99,98%, NH3 : 86,54%, CO2 : 53,24%.
            Hasil analisa tekno ekonomi dalam pengoperasian prototype alat pemurnian biogas didapat keuntungan bersih per bulan Rp. 349.362,45 untuk memproses biogas 4.447,87 liter/hari. Waktu pengembalian modal selama 44 bulan operasi = 3,6 tahun. Kondisi ini masih terdapat gas yang belum masuk dalam sistem karena keterbatasan volume akumulator. Jadi total biogas yang tidak tertampung dalam pengolahan sebesar 20.512,56 liter.